Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Bukan aku aja

Setelah libur sekitar satu minggu. Kegiatan kembali seperti semula. Tiba - tiba temen masuk ke kamar. Hidung merah, mata berair. Katanya numpang nangis. Kalau dikamar kurang puas. Spontan aku tanya "Gak mau balik ya? masih mau dirumah?". Dia jawab iya. Aku yang selalu bertingkah gitu langsung sadar ternyata bukan aku aja. Dua hari kemudian dia bilang alasannya jarang dikamar sendirian. Suka mikir aneh - aneh. Sedih. Dia juga bilang kalau kepikiran mau (sensor) orang satu - satu. Padahal gak ada apa - apa. Lagi - lagi aku yang selalu kepikiran sesuatu aneh. Dari mau kabur dari rumah sampai loncat dari (sensor). Sadar ternyata bukan aku aja. Tau. Aku gak akan berani ngelakuin hal - hal aneh sampai segila itu. Aku juga percaya temen juga gak bakal gitu. Tapi dulu bahkan gak pernah kepikiran bakal stress kayak gini.  Aku pikir bakal seneng. Bisa berkembang. Akhirnya nanti sukses. Sekarang kepikiran. Kalau kedepannya bakal lebih parah gimana. Depresi.  Gak ada yang tau. Gak berani

Bisakah?

 Aku pikir sebenarnya aku akan terus tersakiti. Sebenarnya apa dunia ini memang seperti ini? Setiap harinya. Maksudku seperti roller coaster, naik-turun. Jujur aku hanya ingin menyerah. Menyerah dengan hal-hal yang kubenci. Aku ingin berjuang dengan hal yang kusukai. Tapi bagaimana, bukankah semua yang kusukai adalah hal yang salah. Bahkan jika benar, tidak. Memang tidak benar. Aku bahkan tau itu tidak benar. Tapi menjalani hal yang kubenci. Tersiksa, tersenyum, tersiksa lagi, tersenyum lagi. Sungguh menyesakkan. Menjalani hal yang kubenci, juga merepotkan orang lain. Mereka mungkin juga membenci apa yang kubenci. Tapi mereka berjuang alih-alih menyerah. Alih-alih menjadi beban. Apakah suatu hari aku bisa seseimbang itu. Bukan damai, tapi menjalankan setiap tantangan alih-alih menyerah. Bisakah? Hari ini ku menulis karena merasa sesak, muak, sedih, tapi sepertinya menulis bukan obatnya lagi.